St. Yohanes dilahirkan di Portugal pada tanggal 8 Maret 1495. Orangtuanya miskin, tetapi mereka adalah orang Kristen yang taat.
Yohanes
seorang pemuda yang tidak bisa tenang. Sebentar ia menjadi seorang
gembala, sebentar menjadi tentara, dan kemudian menjadi penjaga toko.
Ketika dewasa, ia bukanlah seorang yang religius. Ia dan teman-temannya
tidak menyadari kehadiran Tuhan. Ketika usianya empatpuluh tahun,
Yohanes mulai merasa hampa. Ia merasa sedih akan hidupnya yang telah ia
sia-siakan. Di gereja, ia mendengarkan suatu khotbah yang disampaikan
oleh seorang misionaris yang kudus, Yohanes dari Avila. Misionaris
tersebut memberikan pengaruh yang kuat kepadanya. Yohanes mulai menangis
meraung-raung. Hari-hari selanjutnya, St. Yohanes dari Avila membantu
Yohanes untuk memulai hidupnya kembali dengan harapan dan keberanian.
Yohanes
mengubah hidupnya secara drastis. Ia berdoa serta melakukan mati raga
setiap hari. Dikatakan bahwa seorang uskup memberinya nama a Deo (= dari
Tuhan) karena ia secara total mengubah hidupnya yang dahulu hanya
mementingkan diri sendiri dan kini sepenuhnya menjadi manusia baru yang
“dari Tuhan”. Perlahan-lahan Yohanes a Deo menyadari betapa hidup rakyat
penuh dengan kemiskinan serta penderitaan. Ia mulai mempergunakan
waktunya untuk merawat mereka yang sakit di rumah-rumah sakit dan di
tempat-tempat penampungan. Kemudian ia menjadi sadar akan betapa
banyaknya orang-orang yang terlalu miskin untuk dapat memperoleh
perawatan di rumah sakit. Siapakah yang mau merawat mereka? Yohanes
bertekad, demi cintanya kepada Tuhan, ia mau melakukannya.
Ketika
usianya empatpuluh lima tahun, Yohanes mendapatkan sebuah rumah untuk
merawat para fakir miskin yang sakit. Rumah itu kemudian menjadi sebuah
rumah sakit kecil di mana setiap orang yang membutuhkan pertolongan akan
diterima dengan baik. Orang-orang yang datang untuk membantu Yohanes
mulai membentuk suatu ordo religius untuk mengabdikan diri bagi mereka
yang miskin. Ordo mereka disebut Para Broeder St. Yohanes a Deo.
Sebagian
orang tentulah bertanya-tanya apakah Yohanes sungguh kudus seperti
anggapan orang. Suatu ketika, seorang bangsawan menyamar sebagai seorang
pengemis. Ia mengetuk pintu Yohanes untuk meminta-minta. Yohanes dengan
suka hati memberikan semua yang ia miliki, yang jumlahnya hanya
beberapa dolar saja. Bangsawan tersebut tidak membuka rahasianya saat
itu, melainkan segera pergi dengan kesan mendalam. Keesokan harinya,
seorang pesuruh tiba di depan pintu Yohanes dengan sepucuk surat
penjelasan beserta uang dermanya yang dikembalikan. Di samping itu, sang
bangsawan menyertakan 150 keping uang emas. Ia juga mengirimkan roti,
daging serta telur yang dikirimkan setiap pagi ke rumah sakit cukup
untuk memberi makan segenap pasien dan para pekerja rumah sakit.
Setelah
sepuluh tahun bekerja keras bagi rumah sakitnya, St. Yohanes sendiri
akhirnya jatuh sakit. Ia wafat pada hari ulang tahunnya pada tahun 1550.
Yohanes a Deo dinyatakan kudus oleh Beato Paus Inosensius XI pada tahun
1690.
“Jika
kita rindu untuk menerima belas kasihan Tuhan, pastilah kita akan
melakukan kebajikan selama kita memiliki kemampuan untuk melakukannya.
Sebab, jika kita berbagi dengan mereka yang miskin, oleh karena kasih
kita kepada Tuhan, apa pun yang Ia berikan kepada kita, kita akan
menerimanya, sesuai dengan janji-Nya, seratus kali lipat dalam
kebahagiaan abadi.” ~ St.Yohanes a Deo