St
Simplisius dipilih menjadi paus pada tahun 468. Terkadang, tampak
baginya, ia sama sekali sendirian dalam upaya meluruskan kejahatan yang
merajalela. Para penakluk telah mengambil alih wilayah yang luas. Bahkan
Roma sendiri telah diduduki oleh penyerang. Penduduk kelaparan dan
miskin. Mereka telah dibebani pajak yang berat dan dirampok oleh para
pejabat Romawi sebelumnya. Kemiskinan berkuasa di jalan-jalan dan
menghalau segala sukacita. Para penakluk yang baru setidak-tidaknya
tidak membebani mereka dengan pajak. Paus Simplisius mengusahakan segala
daya upaya guna mengangkat taraf hidup masyarakat dan berkarya demi
kebaikan mereka. Ia senantiasa ada di sana bagi mereka, tak peduli
betapa kecil upaya yang dirasa dilakukannya. Dan sebab ia seorang yang
kudus, ia tak pernah menyerah. Lebih dari sekedar perkataan, ia mengajar
melalui teladan hidupnya yang kudus.
St
Simplisius harus banyak menderita sebagai seorang paus karena suatu
alasan lain juga. Sebagian dari umat Kristianinya sendiri bersikukuh
berpegang pada pendapat-pendapat mereka yang salah. Lalu, dengan pilu
hati, St Simplisius harus mengekskomunikasi mereka. Ia meluruskan mereka
yang berbuat salah dengan kelemah-lembutan dan kerendahan hati.
Simplisius melayani sebagai paus selama limabelas tahun dan sebelas
bulan. Kemudian Tuhan memanggilnya untuk menerima ganjaran atas kerja
kerasnya. St Simplisius wafat pada tahun 483 dan dimakamkan di Basilika
St Petrus di Roma.
Adakah situasi dalam hidupku di mana aku dipanggil untuk menjadi pembangkit dan sumber semangat bagi sesama?