Torello
dilahirkan pada tahun 1202 di Poppi, Italia. Hidupnya semasa
kanak-kanak di desa biasa-biasa saja. Tetapi, setelah ayahnya meninggal
dunia, Torello mulai mengubah seluruh cara hidupnya. Ia bergaul dengan
teman-teman yang suka mabuk. Mereka bukannya bekerja, malahan
berkeliaran di kota sepanjang hari. Torello menyukai teman-teman barunya
ini dan berusaha keras mendapatkan pengakuan mereka.
Suatu
hari, ketika ia sedang bermain olahraga di tempat terbuka, seekor ayam
jago terbang turun dari tempatnya bertengger dan mendarat di lengan
Torello. Si jago lalu berkokok tiga kali; kokok yang panjang dan
lantang. Torello terdiam kelu. Ia pergi dan tak hendak melanjutkan
permainannya. Ia tidak dapat tidak berpikir bahwa apa yang dilakukan si
ayam jago bukanlah suatu kebetulan belaka. Ia diperingatkan, dengan cara
yang sama seperti St Petrus dulu diperingatkan. Cara hidup Torello yang
tak bertanggung jawab akan menghantarnya jauh dari Yesus.
Sektika
itu juga Torello berniat mengubah hidupnya. Ia pergi menemui Abbas San
Fedele yang membantunya menyambut Sakramen Tobat dengan baik. Lalu
Torello pergi ke suatu daerah hutan yang tenang dan memilih sebuah
tempat dekat sebuah pohon besar. Ia melewatkan delapan hari lamanya
dalam doa. Di akhir doa, ia memutuskan hendak menjadi seorang pertapa.
Ia pulang ke Poppi dan menjual segala harta miliknya. Ia menyisakan bagi
dirinya hanya cukup uang untuk membeli sepetak tanah dekat pohon besar
yang ditemukannya di hutan. Di sebelah pohon besar ia mendirikan sebuah
gubuk di mana ia menghabiskan sepanjang sisa masa hidupnya. Ia menanam
sayur-mayur untuk makanannya dan mengambil air dari sungai. Ia berdoa
dan mengamalkan mati raga, yang paling berat adalah tidur hanya tiga jam
saja dalam semalam.
Torello
merasa bahwa menjadi seorang pertapa adalah panggilan hidup yang Tuhan
kehendaki baginya. Demikianlah ia melewatkan hidupnya dalam damai.
Semasa ia masih hidup, sedikit saja orang yang tahu mengenai hidupnya
sebagai seorang pertapa. Hanya seorang sahabat tahu akan kehidupan
Torello yang tersembunyi di hutan. Torello wafat dalam usia delapanpuluh
tahun sesudah melewatkan lebih dari limapuluh tahun hidup sebagai
pertapa. Beato Torello wafat pada tahun 1282.
Meski
tidak semua dari kita memiliki pengalaman-pengalaman yang luar biasa,
namun ada banyak cara di mana kita dapat belajar apakah
tindakan-tindakan dan sikap kita menghantar kita lebih dekat kepada
Yesus atau tidak, misalnya melalui orang-orang atau peristiwa-peristiwa
penting dalam hidup kita, atau melalui refleksi dalam doa.