St.
Kasimirus dilahirkan pada tahun 1458, sebagai putera Kasimirus IV, raja
Polandia. Kasimirus adalah seorang dari tigabelas bersaudara. Dengan
bantuan ibunya yang saleh dan pengabdian gurunya, Kasimir memperoleh
pendidikan yang sangat baik.
Ketika
usianya tigabelas tahun, Kasimirus mendapat kesempatan untuk menjadi
raja di negara tetangga, Hungaria, tetapi ia menolak. Ia menghabiskan
sisa hidupnya dengan berusaha mengamalkan nilai-nilai Kristiani. Ia
berusaha selalu penuh sukacita dan bersahabat dengan semua orang. Di
tengah-tengah kesibukannya, Kasimirus melakukan usaha untuk membantu
dirinya sendiri bertumbuh secara
rohani. Ia sering kali berpuasa dan tidur di lantai kamarnya sebagai silih. Ia berdoa setiap hari, kadang-kadang bahkan pada waktu tengah malam. Ia suka merenungkan dan berdoa tentang sengsara Yesus. Ia tahu bahwa hal itu adalah cara yang baik untuk memahami kasih Tuhan. Kasimirus juga mengasihi Santa Perawan Maria dengan cinta yang istimewa. Untuk menghormatinya, seringkali ia mendaraskan puji-pujian yang indah. Nama puji-pujian tersebut ialah “Setiap hari, Setiap hari, Bernyanyilah bagi Maria.” Tulisan tangannya mengenai puji-pujian tersebut kelak dikuburkan bersamanya.
rohani. Ia sering kali berpuasa dan tidur di lantai kamarnya sebagai silih. Ia berdoa setiap hari, kadang-kadang bahkan pada waktu tengah malam. Ia suka merenungkan dan berdoa tentang sengsara Yesus. Ia tahu bahwa hal itu adalah cara yang baik untuk memahami kasih Tuhan. Kasimirus juga mengasihi Santa Perawan Maria dengan cinta yang istimewa. Untuk menghormatinya, seringkali ia mendaraskan puji-pujian yang indah. Nama puji-pujian tersebut ialah “Setiap hari, Setiap hari, Bernyanyilah bagi Maria.” Tulisan tangannya mengenai puji-pujian tersebut kelak dikuburkan bersamanya.
Kesehatan
Kasimirus tidak pernah prima, namun demikian ia seorang yang pemberani
serta kuat pendiriannya. Ia senantiasa melakukan apa yang ia anggap
benar. Kadang-kadang ia bahkan memberikan nasehat kepada ayahnya, sang
raja, agar memerintah rakyatnya dengan adil. Ia selalu melakukan hal ini
dengan rasa hormat yang besar kepada ayahnya sehingga ayahnya mau
mendengarkan nasehatnya.
St.
Kasimirus amat mencintai serta menghormati kemurnian. Orangtuanya
mendapatkan seorang gadis yang cantik serta saleh untuk dinikahkan
dengannya. Tetapi, Kasimirus lebih memilih untuk mempersembahkan hatinya
kepada Tuhan saja. Ketika sedang berada di Lithuania untuk suatu tugas
kenegaraan, Kasimirus terserang penyakit tuberculosis. Ia wafat dalam
usia duapuluh enam tahun. Kasimirus dinyatakan kudus oleh Paus Leo X
pada tahun 1521.
Meskipun
Kasimirus tidak memenuhi harapan-harapan mereka yang ada di sekitarnya,
ia mendengarkan Tuhan yang berbicara dalam hidupnya serta mengamalkan
imannya dengan gagah berani.