
Sebagai
seorang uskup agung, St Turibius mengunjungi segenap pelosok negeri. Ia
melakukan perjalanan di atas bukit-bukit bersalju dengan kaki
telanjang. Ia berjalan di atas pasir pantai yang panas. Ia mendirikan
gereja-gereja dan rumah-rumah sakit. Ia memulai sekolah pertama di
Amerika Latin untuk pendidikan calon imam. Sekolah yang demikian
dinamakan seminari. Ia belajar berbagai bahasa setempat yang
berbeda-beda. Ia menghendaki umat dapat mendengarkan homili pada waktu
Misa dan mengaku dosa dalam bahasa ibu mereka. Ia melindungi penduduk
pribumi yang kerap kali diperlakukan dengan keji oleh para penjajah.
St
Turibius mencintai rakyat Peru. Ia menghabiskan sepanjang sisa hidupnya
sebagai seorang imam dan uskup bagi mereka. Ia wafat pada tanggal 23
Maret 1606 dalam usia enampuluh delapan tahun. St Turibius dimaklumkan
sebagai santo oleh Paus Benediktus XIII pada tahun 1726.
Kita
mungkin pernah mendengar ungkapan, “Tuhan berkarya dengan cara yang
misterius”. St Turibius beralih dari seorang hakim di Spanyol menjadi
seorang Uskup Agung Lima. Bagaimanakah aku menyediakan ruang dalam
hidupku bagi Tuhan agar Ia dapat berkarya dalam cara yang tak terduga?