Subscribe:

Ads 468x60px

Monday, February 25, 2013

28 Februari : St. Romanus dan St. Lupicinus

S. RomanusKedua santo Perancis ini adalah kakak-beradik yang hidup pada abad kelima. Sebagai seorang pemuda, Romanus dikagumi semua orang oleh karena kebaikan hatinya. Ia memiliki hasrat yang kuat untuk menjadi seorang kudus. Karena ia melihat bahwa di dunia amatlah mudah orang melupakan Tuhan, maka Romanus memutuskan untuk hidup sebagai seorang pertapa. Terlebih dahulu, ia meminta nasehat dari seorang rahib yang kudus dan kemudian berangkat. Ia membawa sebuah buku bersamanya, yaitu Hidup Para Bapa dari Padang Gurun tulisan Cassian. Ia juga membawa serta benih-benih tanaman dan beberapa peralatan. Dengan perlengkapan tersebut, Romanus masuk ke dalam hutan di pegunungan Jura antara Swiss dan Perancis. Ia menemukan sebuah pohon yang amat besar dan tinggal di bawahnya. Romanus melewatkan waktunya dengan berdoa dan membaca bukunya. Ia juga menanami serta merawat kebunnya, dengan tenang menikmati alam sekitarnya. Tak lama kemudian, adiknya - Lupicinus - bergabung dengannya. Romanus dan Lupicinus amat berbeda kepribadiannya. Romanus keras terhadap dirinya sendiri. Tetapi, ia lemah lembut dan penuh pengertian terhadap orang lain. Lupicinus keras serta kasar terhadap dirinya sendiri dan biasanya demikian juga ia menghadapi orang lain. Namun demikian, maksudnya baik. Kedua bersaudara itu saling mengerti satu sama lain dan hidup rukun bersama.

27 Februari : St. Gabriel dari Bunda Dukacita

St. Gabriel dari Bunda DukacitaSanto yang menarik ini dilahirkan di Asisi, Italia pada tahun 1838. Ia diberi nama Fransiskus pada saat dibaptis untuk menghormati St. Fransiskus dari Asisi. Ibunya meninggal dunia ketika Fransiskus baru berusia empat tahun. Ayahnya mendatangkan seorang pendidik untuk mengasuhnya dan saudara-saudaranya. Fransiskus tumbuh menjadi seorang pemuda yang amat tampan sekaligus menyenangkan. Seringkali ia menjadi orang yang paling menarik perhatian dalam suatu pesta. Fransiskus senang berpesta-pora, tetapi ia mempunyai sisi lain juga. Bahkan pada saat sedang bersenang-senang, ia kadang-kadang merasa bosan. Ia tidak dapat menjelaskan mengapa. Tampaknya, ia merasakan dalam hatinya ada suatu dorongan kuat kepada Tuhan dan kepada kehidupan rohani yang lebih mendalam.

26 Februari : St. Porphyrius

Porphyrius dilahirkan pada abad kelima dalam keluarga bangsawan yang kaya. Ia meninggalkan keluarganya ketika ia berusia duapuluh lima tahun. Porphyrius pergi ke Mesir untuk menggabungkan diri dalam sebuah biara. Setelah lima tahun, ia mengadakan perjalanan ke Yerusalem. Ia ingin mengunjungi tempat-tempat di mana Yesus pernah berada semasa hidup-Nya di dunia.

Porphyrius amat terkesan dengan Tanah Suci. Kasihnya kepada Yesus membuatnya semakin sadar akan penderitaan kaum miskin. Di rumahnya di Tesalonika, ia tak pernah tahu bagaimana rasanya menjadi miskin. Ia masih memiliki segala yang diwariskan orangtuanya kepadanya, tapi tidak untuk jangka waktu yang lama. Ia meminta temannya - Markus - untuk pergi ke Tesalonika dan menjual segala harta miliknya. Setelah tiga bulan, Markus kembali dengan uang. Porphyrius lalu membagi-bagikannya kepada mereka yang sungguh membutuhkannya.

25 Februari : St. Caesarius dari Nazianzen

Caesarius hidup pada abad keempat di wilayah yang sekarang disebut Turki. Ayahnya adalah Uskup Nazianzen. Pada waktu itu uskup dan imam boleh menikah. Saudara Caesarius adalah St Gregorius dari Nazianzen, sahabat karib St Basilius. Di samping seorang santo, Gregorius adalah seorang penulis penting dari Gereja awali. Buku-bukunya masih dibaca hingga sekarang.

Keduanya, Caesarius dan Gregorius, mengenyam pendidikan yang baik. Gregorius bercita-cita menjadi seorang imam; Caesarius bercita-cita menjadi seorang dokter. Keduanya pergi ke sekolah yang akan membantu mereka mencapai cita-cita.

24 Februari : St. Montanus, St Lucius, dkk

Kaisar Valerianus menganiaya umat Kristiani dengan bengis sepanjang masa Gereja awali. Ia meluluskan eksekusi St Siprianus pada bulan September 258. Pejabat Romawi yang menjatuhkan hukuman mati kepada St Siprianus tewas tak lama sesudahnya. Pejabat yang baru, Solon, nyaris menjadi kurban dari suatu pemberontakan yang menyangkut suatu persekongkolan untuk menghabisi nyawanya. Tampaknya Solon mencurigai persekongkolan ini sebagai bentuk balas dendam atas kematian St Siprianus. Ia menangkap delapan orang tak bersalah. Semuanya adalah orang-orang Kristen, sebagian besar adalah kaum klerikus, dan semuanya adalah pengikut setia St Siprianus.

23 Februari : St. Polikarpus

St. PolikarpusPolikarpus dilahirkan antara tahun 75 hingga 80. Ia menjadi seorang Kristen ketika pengikut Kristus masih sedikit jumlahnya. Sesungguhnya, Polikarpus adalah murid dari salah seorang rasul, yaitu St. Yohanes. Apa yang telah dipelajarinya dari St. Yohanes diajarkannya kepada yang lain. Polikarpus menjadi seorang imam dan kemudian Uskup Smyrna yang sekarang adalah Turki. Ia menjadi Uskup Smyrna untuk masa yang cukup lama. Jemaat Kristiani mengenalnya sebagai seorang gembala umat yang kudus serta pemberani.

Pada masa itu, umat Kristen mengalami penganiayaan serta pembantaian dalam masa pemerintahan Kaisar Markus Aurelius. Seseorang

21 Februari : St. Petrus Damianus

St. Petrus DamianusSt. Petrus Damianus dilahirkan pada tahun 1007 dan menjadi yatim piatu sejak masih kanak-kanak. Ia diasuh oleh seorang kakaknya yang menganiaya serta membiarkannya kelaparan. Seorang kakaknya yang lain, Damianus, mengetahui keadaannya yang sebenarnya. Ia membawa Petrus pulang ke rumahnya. Sejak saat itulah hidup Petrus berubah sepenuhnya. Ia diperlakukan dengan penuh cinta, kasih sayang serta perhatian. Begitu bersyukurnya Petrus hingga kelak ketika ia menjadi seorang religius, ia memilih nama Damianus sebagai ungkapan kasih sayang kepada kakaknya. Damianus mendidik Petrus serta memberinya semangat dalam belajar. Petrus kemudian mengajar di perguruan tinggi ketika usianya baru duapuluh tahunan. Ia menjadi seorang guru yang hebat. Tetapi Tuhan membimbingnya ke jalan yang tidak pernah terpikirkan olehnya.

Monday, February 18, 2013

20 Februari : St. Eucherius

St Eucherius dilahirkan di Orleans, Perancis, pada abad kedelapan. Ia diasuh dan dididik secara Kristiani. Satu kalimat dari surat pertama St Paulus kepada jemaat di Korintus menimbulkan kesan mendalam padanya: Dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu” (1 Korintus 7:31). Pernyataan ini membuat Eucherius sadar bahwa hidup kita di dunia ini amat singkat. Ia sadar bahwa surga dan neraka akan berlangsung selamanya. Ia bertekad untuk menemukan sukacita surgawi dengan hidup hanya bagi Tuhan saja.

Pada tahun 714, St Eucherius meninggalkan rumahnya yang mewah untuk masuk ke sebuah biara Benediktin. Di sana ia melewatkan tujuh tahun dalam persatuan yang erat dengan Tuhan. Setelah wafat pamannya, Uskup Orleans,

19 Februari : St. Barbatus

Barbatus dilahirkan di Benevento, Italia, pada tahun 612. Ia diasuh secara Kristiani dan merupakan seorang anak yang baik dan saleh. Ia memelihara iman secara serius dan teristimewa amat suka membaca Kitab Suci. Setelah cukup dewasa, ia ditahbiskan sebagai seorang imam. Kemudian ia dipercaya sebagai seorang pastor. Akan tetapi, hidupnya sebagai seorang pastor tidaklah mudah. St Barbatus mendorong umat untuk mengamalkan hidup yang lebih baik. Ia mengingatkan mereka untuk bertobat dan menyesali dosa-dosa mereka. Sebagian orang tidak suka diberitahu. Sebagian orang lainnya menjadi geram. Mereka menganiaya Barbatus dan pada akhirnya memaksanya pergi.

17 Februari : Ketujuh Saudara Suci Pendiri Ordo Servite (Tarekat Hamba-Hamba Santa Perawan Maria)

Ketujuh santo ini hidup pada abad ketigabelas. Mereka semua berasal dari Florence, Italia. Masing-masing dari mereka memiliki cinta mendalam kepada Bunda Maria, Bunda Allah. Mereka adalah anggota-anggota aktif suatu konfraternitas (= persaudaraan sejati) Santa Perawan Maria. Kisah bagaimana mereka menjadi pendiri Ordo Servite sungguh menakjubkan. Pada Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, sementara mereka bertujuh khusuk dalam doa, Bunda Maria menampakkan diri kepada mereka. Bunda Allah mengilhami mereka untuk meninggalkan dunia dan hidup hanya bagi Tuhan. Setelah beberapa tahun hidup sebagai pertapa, mereka menghadap uskup. Mereka mohon suatu peraturan hidup yang perlu mereka taati. Uskup mendorong mereka untuk

16 Februari : St. Onesimus

St. OnesimusOnesimus hidup pada abad pertama. Ia adalah seorang hamba yang merampok majikannya lalu melarikan diri ke Roma. Di Roma ia bertemu dengan St. Paulus yang dipenjarakan karena imannya. Paulus menerima Onesimus dengan kelembutan serta kasih sayang seorang ayah. Paulus membantu menyadarkan pemuda tersebut bahwa ia telah berbuat salah dengan mencuri. Lebih dari itu, ia membimbing Onesimus untuk percaya dan menerima iman Kristiani.

Setelah Onesimus menjadi seorang Kristen, Paulus mengirimkannya kembali kepada tuannya, Filemon, yang adalah sahabat Paulus. Tetapi, Paulus tidak mengirim hamba itu kembali seorang diri dan tak berdaya.

15 Februari : St. Faustinus dan St. Jovita

St Faustinus dan St Jovita adalah dua bersaudara yang tinggal di Brescia, Italia. Mereka termasuk di kalangan para martir awal Kristen. Kedua pemuda ini banyak menderita dalam masa penganiayaan Kaisar Hadrian pada abad kedua.

Sejak masih belia, Faustinus dan Jovita telah dikenal karena cintanya yang besar kepada agama yang mereka peluk. Mereka juga mengamalkan karya-karya belas kasih Kristiani. Kedua bersaudara ini saling tolong-menolong dalam berbuat baik kepada mereka semua yang membutuhkan. Uskup Brescia menahbiskan keduanya menjadi imam.

Sunday, February 10, 2013

14 Februari : St. Sirilus & St. Metodius

St. Sirilus & St. MetodiusKedua bersaudara ini berasal dari Tesalonika, Yunani. Metodius dilahirkan pada tahun 815 dan Sirilus pada tahun 827. Keduanya menjadi imam dan memiliki keinginan kudus yang sama untuk mewartakan iman Kristiani. Mereka menjadi misionaris untuk bangsa-bangsa Slavia: Moravia, Bohemia dan Bulgaria. Beginilah kisahnya: Pada tahun 862, hanya tujuh tahun sebelum St. Sirilus wafat, pangeran Moravia memohon agar para misionaris diutus ke negaranya untuk mewartakan Kabar Gembira Yesus dan Gereja-Nya. Pangeran menambahkan satu permohonan lagi, yaitu para misionaris tersebut hendaknya berbicara dalam bahasa setempat.

12 Februari : St. Meletius

Pada abad keempat, Meletius dipanggil untuk menggembalakan Gereja. Penganiayaan Romawi telah usai dan Konstantinus telah mengakui kekristenan sebagai agama yng sah pada tahun 315. Jadi, apakah yang membuat pelayanan Meletius begitu sulit? Awan badai berkumpul dalam Gereja. Sebagian menganggap diri Katolik, sebagian Arian. Bidaah Arian menyangkal bahwa Yesus adalah Tuhan. Sebagian orang mempercayai kesesatan ini sebab hal-hal tidak begitu jelas bagi mereka pada waktu itu.

9 Februari : St. Apolonia dan para martir Alexandria

St. ApoloniaSeorang perawan kudus, Apolonia, hidup di Alexandria, Mesir, pada abad ketiga. Umat Kristiani mengalami penganiayaan yang hebat di sana, dalam masa pemerintahan Kaisar Philip. Apolonia telah mempergunakan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan. Sekarang, walaupun sudah tidak muda lagi, ia tidak juga hendak beristirahat. Dengan berani ia mempertaruhkan nyawanya untuk menghibur umat Kristiani yang menderita di penjara. “Ingatlah, bahwa pencobaanmu tidak akan berlangsung lama,” demikian ia akan berkata. “Tetapi sukacita surgawi akan berlangsung selama-lamanya.” Hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum akhirnya Apolonia sendiri juga ditangkap. Ketika hakim menanyakan namanya, dengan tegas Apolonia menjawab, “Saya seorang Kristen dan

8 Februari : St. Hieronimus Emiliani

Hieronimus dilahirkan pada tahun 1486, putra suatu keluarga bangsawan di Venice, Italia. Ia adalah seorang prajurit yang gagah dan dipercaya untuk memegang komando di sebuah benteng di pegunungan. Ketika sedang mempertahankan benteng ini dari serangan prajurit Maximilian I, ia ditawan musuh dan dijebloskan ke dalam penjara bawah tanah. Terbelenggu dalam penjara yang mengerikan itu, ia mulai menyesali cara hidup serampangan yang telah dilaluinya. Ia menyesal bahwa ia nyaris tak pernah memikirkan Tuhan. Ia menyesal telah menyia-nyiakan beberapa tahun dalam hidup amoral. Hieronimus berjanji kepada Bunda Maria bahwa ia akan mengubah cara hidupnya jika Santa Perawan bersedia menolongnya. Doa-doanya dijawab dan Hieronimus berhasil meloloskan diri. Konon, dengan hati penuh syukur, Hieronimus langsung menuju ke sebuah gereja. Ia menggantungkan rantai-rantai yang membelenggunya di depan altar Maria.

7 Februari : B. Giles Maria

Nama lengkapnya sebagai seorang religius adalah Broeder Giles Maria dari St Yosef. Broeder Giles Maria dilahirkan dekat Taranto, Italia, pada tahun 1729. Semasa kanak-kanak, ia belajar membuat tali tampar dan cakap dalam usahanya.

Ketika usianya duapuluh lima tahun, Giles menyadari panggilan Tuhan untuk masuk dalam suatu ordo religius dan mempersembahkan hidup kepada Tuhan. Giles menggabungkan diri dalam Rahib-rahib St Petrus Alcantara di Naples. Dan hal luar biasa apakah yang ia lakukan hingga dimaklumkan “beato”? Ia pantas mendapatkan kehormatan yang demikian karena dua keutaman yang membimbingnya sepanjang kehidupan religiusnya. Keutamaan-keutamaan itu adalah kesahajaan dan kerendahan hati.

Saturday, February 9, 2013

7 Februari : St. Koleta

St. KoletaDilahirkan pada tahun 1380, bayi perempuan itu diberi nama Nikoleta untuk menghormati St. Nikolaus dari Myra. Orangtuanya yang penuh kasih sayang memanggilnya Koleta sejak ia masih bayi. Ayah Koleta adalah seorang tukang kayu di sebuah biara di Picardy. Koleta seorang gadis yang pendiam dan rajin bekerja. Ia memberikan banyak bantuan kepada ibunya dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. orangtuanya memperhatikan bahwa puteri mereka senang berdoa, ia juga seorang yang peka serta penuh belas kasihan.

Ketika Koleta berusia tujuhbelas tahun, kedua orangtuanya meninggal dunia. Gadis itu kemudian diserahkan di bawah asuhan pemimpin biara di mana ayahnya dulu bekerja. Koleta meminta dan mendapatkan sebuah gubug kecil yang dibangun di samping gereja biara. Koleta tinggal di sana. Ia menghabiskan waktunya dengan berdoa dan melakukan silih bagi Gereja Kristus. Semakin lama semakin banyak orang mengetahui perihal gadis kudus ini. Mereka datang kepadanya untuk meminta nasehatnya dalam masalah-masalah penting. Mereka tahu bahwa Koleta seorang yang bijaksana oleh sebab hidupnya dekat dengan Tuhan. Koleta menerima semua orang dengan kelemahlembutan. Di akhir kunjungan, ia akan berdoa agar para tamunya menemukan kedamaian hati.

6 Februari : St. Paulus Miki dan para martir Nagasaki

Para Martir NagasakiKeduapuluh enam martir ini kadang-kadang disebut juga para martir Nagasaki atau para martir Jepang. St. Fransiskus Xaverius mewartakan Kabar Gembira ke Jepang pada tahun 1549. Banyak orang menerima Sabda Tuhan dan dibaptis oleh St. Fransiskus sendiri. Meskipun Fransiskus kemudian melanjutkan perjalanannya dan pada akhirnya wafat dekat pantai Cina, iman Kristiani tumbuh di Jepang. Pada tahun 1587 terdapat lebih dari duaratus ribu orang Katolik di sana. Para misionaris dari berbagai ordo religius juga ada di sana. Para imam Jepang, biarawan-biarawati serta umat awam hidup dalam iman dengan penuh sukacita.

Pada tahun 1597, limapuluh lima tahun setelah kedatangan St. Fransiskus Xaverius, seorang penguasa Jepang yang amat berpengaruh, Hideyoshi, mendengar hasutan seorang pedagang Spanyol. Pedagang itu membisikkan bahwa para misionaris adalah pengkhianat bangsa Jepang. Ia menambahkan bahwa para pengkhianat itu akan mengakibatkan Jepang dikuasai oleh Spanyol dan Portugis. Hasutan itu tidak benar dan tidak masuk akal. Tetapi, Hideyoshi menanggapinya dengan berlebihan, sehingga keduapuluh enam orang itu ditangkap. Kelompok tersebut terdiri dari enam orang biarawan Fransiskan dari Spanyol, Meksiko dan India; tiga orang katekis Yesuit Jepang, termasuk St. Paulus Miki; dan tujuhbelas Katolik awam Jepang, termasuk anak-anak.

5 Februari : St. Agatha

St. AgathaSeorang gadis Kristen nan cantik bernama Agatha hidup di Sisilia pada abad ketiga. Gubernur mendengar kabar tentang kecantikan Agatha dan menyuruh orang untuk membawa gadis itu ke istananya. Ia menghendaki Agatha melakukan dosa melanggar kesuciannya, tetapi Agatha seorang gadis pemberani dan pantang menyerah. “Yesus Kristus, Tuhanku,” ia berdoa, “Engkau melihat hatiku dan Engkau mengetahui kerinduanku. Hanya Engkau saja yang boleh memilikiku, oleh sebab aku sepenuhnya adalah milik-Mu. Selamatkanlah aku dari orang jahat ini. Bantulah aku agar layak untuk menang atas kejahatan.”

4 Februari : St. Jane Valois

St. Jane Valois menggandeng Kanak-kanak YesusSt. Jane adalah puteri Raja Louis XI dari Perancis. Ia dilahirkan pada tahun 1464. Karena raja menginginkan seorang putera, ia amat kecewa ketika Jane yang lahir. Raja bahkan tidak menghendaki puteri kecilnya itu tinggal di istana karena Jane dilahirkan cacat. Ketika puteri raja baru berusia lima tahun, ia dikirim untuk tinggal bersama orang lain. Meskipun ia diperlakukan demikian oleh ayah kandungnya, Jane adalah seorang puteri yang baik hati serta lemah lembut kepada semua orang. Ia yakin betul bahwa Yesus dan Bunda Maria mengasihinya. Jane juga yakin bahwa Tuhan akan mempergunakannya sebagai alat-Nya untuk melakukan kebajikan demi nama-Nya. Dan memang betul demikian.

4 Februari : S. Katarina dari Ricci

St. Katarina dari RicciAlexandrina dilahirkan pada tahun 1522 dalam keluarga Ricci di Florence, Italia. Pada usia tigabelas tahun, Alexandria masuk biara Dominikan. Sebagai biarawati, ia memilih nama Katarina. Bahkan sejak masih kecil, Katarina memiliki cinta yang mendalam terhadap sengsara Yesus Kristus. Ia seringkali merenungkan sengsara Kristus. Yesus menganugerahinya hak amat istimewa untuk menerima Tanda-tanda Luka-Nya (= Stigmata) di tubuhnya. Dengan gembira Katarina menanggung segala rasa sakit yang timbul oleh karena luka-luka tersebut.

3 Februari : St. Blasius

St. BlasiusSt. Blasius hidup pada abad keempat. Sebagian mengatakan bahwa ia berasal dari sebuah keluarga kaya dan menerima pendidikan Kristiani. Semasa remaja, Blasius memikirkan tentang segala permasalahan serta penderitaan yang terjadi pada masa itu. Ia mulai menyadari bahwa hanya sukacita rohani saja yang dapat membuat seseorang merasakan kebahagiaan sejati. Blasius menjadi imam dan kemudian diangkat menjadi Uskup Sebaste di Armenia yang sekarang adalah Turki. Dengan segenap hati, Blasius bekerja keras untuk menghantar umatnya menjadi kudus dan bahagia. Ia berdoa dan berkhotbah; ia berusaha menolong semua orang.

1 Februari : S. Brigita dari Irlandia

Hanya beberapa tahun sesudah kedatangan St Patrick di Irlandia, seorang bayi mungil dilahirkan dan dinamai Brigita. Ayahnya seorang bangsawan Irlandia bernama Dubthac dan ibunya bernama Brocca. Semakin kanak-kanak ini bertambah besar, semakin besar pula kasihnya kepada Yesus. Ia mencari Yesus dalam diri orang-orang miskin dan seringkali membawakan makanan dan pakaian bagi mereka. Konon suatu hari ia membagi-bagikan segentong penuh susu. Lalu, ia mulai cemas akan apa yang akan dikatakan ibunya. Ia berdoa kepada Tuhan untuk mengganti apa yang telah dibagi-bagikannya. Ketika tiba di rumah, gentong telah penuh kembali dengan susu!