St.
Petrus Damianus dilahirkan pada tahun 1007 dan menjadi yatim piatu
sejak masih kanak-kanak. Ia diasuh oleh seorang kakaknya yang menganiaya
serta membiarkannya kelaparan. Seorang kakaknya yang lain, Damianus,
mengetahui keadaannya yang sebenarnya. Ia membawa Petrus pulang ke
rumahnya. Sejak saat itulah hidup Petrus berubah sepenuhnya. Ia
diperlakukan dengan penuh cinta, kasih sayang serta perhatian. Begitu
bersyukurnya Petrus hingga kelak ketika ia menjadi seorang religius, ia
memilih nama Damianus sebagai ungkapan kasih sayang kepada kakaknya.
Damianus mendidik Petrus serta memberinya semangat dalam belajar. Petrus
kemudian mengajar di perguruan tinggi ketika usianya baru duapuluh
tahunan. Ia menjadi seorang guru yang hebat. Tetapi Tuhan membimbingnya
ke jalan yang tidak pernah terpikirkan olehnya.
Petrus
hidup pada masa di mana banyak orang dalam Gereja terlalu dipengaruhi
oleh tujuan-tujuan duniawi. Petrus sadar bahwa Gereja adalah ilahi dan
Gereja memiliki rahmat dari Yesus Kristus untuk menyelamatkan semua
orang. Ia ingin agar Gereja bersinar dengan kemuliaan Kristus. Setelah
tujuh tahun lamanya mengajar, Petrus memutuskan untuk menjadi seorang
biarawan. Ia ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan berdoa serta
bermati raga. Ia akan berdoa dan melakukan silih agar banyak orang dalam
Gereja menjadi kudus. Demikianlah ia pergi ke biara St. Romualdus.
Petrus Damianus menulis regula (=peraturan biara) bagi para biarawan. Ia
juga menulis riwayat hidup St. Romualdus, pendiri biara mereka yang
kudus. Petrus menghasilkan banyak karya tulis dalam bidang teologi untuk
membantu umat memperdalam iman mereka. Dua kali pemimpin biara
mengirimnya ke biara-biara tetangga. Ia membantu para biarawan untuk
memulai pembaharuan yang mendorong mereka untuk hidup lebih dekat dengan
Tuhan. Para biarawan amat bersyukur sebab Petrus adalah seorang yang
lembut hati serta pantas dihormati.
Petrus
pada akhirnya ditarik dari biara. Ia diangkat menjadi Uskup dan
kemudian Kardinal. Ia diutus dalam tugas-tugas yang amat penting kepada
paus sepanjang hidupnya. St. Petrus Damianus wafat pada tahun 1072 dalam
usia enampuluh lima tahun. Oleh karena ia seorang pahlawan kebenaran
dan seorang pencinta perdamaian, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja
pada tahun 1828. Puisi Dante (yang hidup dari tahun 1265 hingga 1321)
mengagumi kebesaran St. Petrus Damianus. Dalam puisinya, “Komedi Ilahi”
Dante menempatkan Damianus dalam “surga ketujuh”. Itulah tempat bagi
orang-orang kudus yang suka merindukan atau merenungkan Tuhan.
Meskipun
ia mengalami masa kanak-kanak yang menyakitkan, St. Petrus belajar
untuk menemukan Tuhan dengan kepercayaan seorang kanak-kanak. Sudahkah
aku mengijinkan Kristus masuk dalam hidupku? Apakah aku sungguh-sungguh percaya kepada-Nya?