Alexandrina
dilahirkan pada tahun 1522 dalam keluarga Ricci di Florence, Italia.
Pada usia tigabelas tahun, Alexandria masuk biara Dominikan. Sebagai
biarawati, ia memilih nama Katarina. Bahkan sejak masih kecil, Katarina
memiliki cinta yang mendalam terhadap sengsara Yesus Kristus. Ia
seringkali merenungkan sengsara Kristus. Yesus menganugerahinya hak amat
istimewa untuk menerima Tanda-tanda Luka-Nya (= Stigmata) di tubuhnya. Dengan gembira Katarina menanggung segala rasa sakit yang timbul oleh karena luka-luka tersebut.
Katarina
juga merasakan belas kasihan yang mendalam bagi jiwa-jiwa menderita di
api penyucian. Ia memahami betapa mereka rindu untuk berada bersama
Tuhan di surga. Ia memahami juga, bahwa masa tinggal di api penyucian
ini seakan-akan berlangsung terus-menerus tanpa akhir. St. Katarina
berdoa serta melakukan silih bagi mereka. Suatu kali Tuhan
mengijinkannya mengetahui bahwa jiwa seseorang tertentu berada di api
penyucian. Demikian besar kasihnya sehingga Katarina menawarkan diri
untuk menggantikan penderitaan jiwa tersebut. Tuhan mendengar doanya dan
Katarina mengalami penderitaan yang amat hebat empatpuluh hari lamanya.
Setelah menderita sakit yang demikian lama serta menyakitkan, St.
Katarina wafat pada usia enampuluh delapan tahun pada tanggal 2 Februari
1590. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1747 oleh Paus Klemens XII.
Bagaimana aku menunjukkan kasihku dengan membantu menanggung beban sesama?