
Ketika Jane tumbuh dewasa, ia memutuskan untuk tidak menikah. Ia telah mempersembahkan dirinya kepada Yesus dan Bunda Maria. Tetapi ayahnya tidak menghiraukan pilihan hidupnya. Ayahnya memaksa Jane untuk menikah dengan Pangeran Orleans. Jane menjadi seorang isteri yang baik selama duapuluh dua tahun. Namun demikian, sesudah suaminya menjadi raja, suaminya itu mengirim Jane untuk tinggal seorang diri di sebuah kota yang jauh. Hal tersebut tidak menjadikan ratu bersedih dan marah. Malahan, ia bersorak: “Terpujilah Tuhan! Ia telah mengijinkan hal ini terjadi agar aku dapat melayani-Nya lebih baik daripada yang telah kulakukan selama ini.”
Jane
menghabiskan waktunya dalam doa. Ia melakukan matiraga dan melaksanakan
tindakan belas kasihan. Ia memberikan seluruh uangnya kepada kaum
miskin. Ia bahkan juga membentuk suatu ordo para biarawati yang disebut
Suster-suster dari Kabar Sukacita Santa Perawan Maria. Jane menghabiskan
sisa hidupnya dengan penuh sukacita dalam Yesus dan Bunda-Nya. Ia
wafat pada tahun 1505. St. Jane dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII
pada tahun 1950.
Marilah
berdoa memohon rahmat untuk melihat penderitaan sebagai suatu
kesempatan untuk memperteguh iman kita kepada Kristus, dan semoga kita
menanggapi setiap penderitaan dengan memberinya arti bagi kehidupan
kekal.