Dilahirkan pada tahun 1380, bayi perempuan itu diberi nama Nikoleta untuk menghormati St. Nikolaus
dari Myra. Orangtuanya yang penuh kasih sayang memanggilnya Koleta
sejak ia masih bayi. Ayah Koleta adalah seorang tukang kayu di sebuah
biara di Picardy. Koleta seorang gadis yang pendiam dan rajin bekerja.
Ia memberikan banyak bantuan kepada ibunya dalam melakukan pekerjaan
rumah tangga. orangtuanya memperhatikan bahwa puteri mereka senang
berdoa, ia juga seorang yang peka serta penuh belas kasihan.
Ketika
Koleta berusia tujuhbelas tahun, kedua orangtuanya meninggal dunia.
Gadis itu kemudian diserahkan di bawah asuhan pemimpin biara di mana
ayahnya dulu bekerja. Koleta meminta dan mendapatkan sebuah gubug kecil
yang dibangun di samping gereja biara. Koleta tinggal di sana. Ia
menghabiskan waktunya dengan berdoa dan melakukan silih bagi Gereja
Kristus. Semakin lama semakin banyak orang mengetahui perihal gadis
kudus ini. Mereka datang kepadanya untuk meminta nasehatnya dalam
masalah-masalah penting. Mereka tahu bahwa Koleta seorang yang bijaksana
oleh sebab hidupnya dekat dengan Tuhan. Koleta menerima semua orang
dengan kelemahlembutan. Di akhir kunjungan, ia akan berdoa agar para
tamunya menemukan kedamaian hati.
Koleta adalah anggota Ordo Ketiga St. Fransiskus.
Ia tahu bahwa ordo religius bagi para wanita yang mengikuti cara hidup
St. Fransiskus adalah Ordo Santa Klara. Ordo tersebut diberi nama sesuai
dengan pendiri ordo mereka, St. Klara,
yang adalah pengikut St. Fransiskus. Pada masa Koleta hidup, Ordo Santa
Klara perlu kembali ke tujuan awal ordo mereka. St. Fransiskus dari
Asisi menampakkan diri kepada Koleta serta memintanya untuk mengadakan
pembaharuan dalam Ordo St. Klara. Tentu saja Koleta amat terkejut dan
takut oleh sebab tugas yang demikian berat itu. Tetapi, ia percaya akan
belas kasih Tuhan. Koleta pergi mengunjungi biara-biara St. Klara. Ia
membantu para biarawati Klaris untuk hidup lebih sederhana dan
meluangkan lebih banyak waktu untuk berdoa. Ordo St. Klara memperoleh
semangat dari cara hidup St. Koleta.
St.
Koleta memiliki devosi yang mendalam kepada Yesus dalam Ekaristi. Ia
juga seringkali mengadakan waktu untuk merenungkan sengsara serta wafat
Kristus. Ia amat mencintai Yesus dan panggilan religiusnya.
Koleta
tahu dengan pasti kapan dan di mana ia akan meninggal. Ia wafat di
salah satu biaranya di Ghent, Flanders, pada tahun 1447 dalam usia
enampuluh tujuh tahun. Koleta dinyatakan kudus pada tahun 1807 oleh Paus
Pius VI.
St.
Koleta memperoleh karunia kebijaksanaan dalam mendengarkan serta
membimbing sesamanya. Adakah aku memiliki suatu kebijaksanaan yang dapat
aku bagikan kepada sesama?