Serapion
hidup di Mesir pada abad keempat. Jaman itu adalah masa-masa cemerlang
bagi Gereja dan bagi St Serapion. Sebagai pemuda, ia mengenyam
pendidikan yang baik dalam teologi Kristen dan pelajaran sekuler.
Beberapa waktu lamanya ia memimpin sebuah sekolah Kristen terkenal di
Alexandria yang mengajarkan iman. Kemudian Serapion pegi ke padang gurun
dan menjadi seorang biarawan. Ia bertemu dengan seorang pertapa
terkenal, St Antonius dari Mesir.
Serapion berjuang keras untuk belajar darinya dan meneladaninya. Ketika
meninggal, Antonius mewariskan bagi Serapion salah satu jubahnya, yang
disimpan baik oleh Serapion sepanjang hidupnya.
Serapion
ditahbiskan sebagai Uskup Thmuis, sebuah kota di Mesir. Ia ikut ambil
bagian dalam suatu pertemuan penting para uskup di Sardica pada tahun
347. Serapion membuktikan diri sebagai seorang uskup yang gagah berani.
Ia mencintai kebenaran-kebenaran iman dan berusaha melindunginya dari
orang-orang yang hendak mengubah keyakinan Kristen. St Serapion
bekerjasama dengan St Atanasius,
seorang uskup gagah lainnya. Kedua orang kudus ini terkenal karena
keberanian mereka. Mereka berperang melawan ajaran-ajaran sesat atau
bidaah-bidaah dengan homili-homili dan tulisan-tulisan mereka. Sebagian
besar tulisan St Serapion kini telah hilang. Karya tulisnya berupa
surat-surat penuh pengajaran iman dan penjelasan Mazmur. Karyanya yang
terpenting, “Euchologion”, yang telah hilang selama beratus-ratus tahun,
ditemukan kembali dan kemudian dipublikasikan di akhir abad kesembilan
belas.
Seorang santo terkenal lainnya pada masa itu, St Hieronimus,
mengatakan bahwa Kaisar Konstantius mengirim Serapion ke pembuangan.
Tampaknya Serapion wafat sekitar tahun 370 di tempat pengasingan.
Luangkan
waktu untuk bersyukur atas orang-orang dalam hidupmu yang telah
mengajarimu iman dan menjadi teladan bagimu dalam mengamalkan iman itu.