
Richard
belajar di Universitas Oxford. Kemudian, ia memperoleh kedudukan
penting di universitas. St. Edmund, yang adalah uskup agung Canterbury,
memberinya tugas dan tanggung jawab dalam keuskupannya. Ketika St.
Edmund wafat, St. Richard mengunjungi Wisma Belajar Dominikan di
Perancis. Di sana ia ditahbiskan sebagai seorang imam. Kemudian, ia
ditahbiskan sebagai Uskup Chichester, Inggris. Oleh sebab itu ia disebut
Richard dari Chichester. Raja Henry III menghendaki seorang lain yang
menjadi uskup. Orang tersebut adalah sahabat raja, tetapi tidak memenuhi
persyaratan sebagai seorang uskup. Richard adalah Uskup Chichester yang
sesungguhnya. Raja Henry III tidak memperbolehkan Richard menempati
katedralnya sendiri. Raja juga mengancam penduduk Chichester dengan
hukuman apabila mereka bersikap ramah terhadap Richard. Walaupun
demikian, orang-orang yang gagah berani tetap saja menolongnya, seperti
pastor Simon dari Tarring - salah seorang imam Chichester. Richard dan
Simon kemudian bersahabat karib. Ketika Bapa Suci mengancam akan
meng-ekskomunikasi-kannya (= mengucilkan, memutuskan seseorang dari
hak-hak sebagai anggota gereja), raja berhenti mencampuri urusan
gerejani dan tidak lagi mengganggu bapa uskup.
Sebagai
uskup, St. Richard melaksanakan segala tugasnya dengan baik. Ia
senantiasa lemah lembut dan murah hati kepada semua orang. Sekali waktu
ia bersikap tegas juga. Ia seorang pemberani dan tanpa ragu-ragu menegur
umatnya apabila mereka melakukan yang salah dan tidak menyesali
perbuatannya.
Dikatakan
bahwa ketika St. Richard jatuh sakit, ia tahu saat kematiannya akan
tiba, sebab Tuhan telah memberitahukan kepadanya tempat serta waktu yang
tepat bilamana ia akan meninggal. Teman-temannya, termasuk Pastor Simon
dari Tarring, berada di sisi pembaringannya. St. Richard wafat dalam
usia limapuluh lima tahun pada tahun 1253. Ia dinyatakan kudus oleh Paus
Urbanus IV pada tahun 1262.
Bagaimana aku dapat menjadikan kasih Yesus sebagai pusat dari segala sesuatu yang aku lakukan?