St.
Hugo dilahirkan pada tahun 1052 di Perancis. Ia tumbuh menjadi seorang
pemuda yang tinggi dan tampan, lemah lembut serta penuh sopan santun.
Meskipun ia senantiasa mendambakan untuk hidup bagi Tuhan sebagai
seorang rahib, ia diberi kedudukan penting yang lain. Ia ditahbiskan
sebagai imam dan kemudian sebagai uskup.
Sebagai
seorang uskup, Hugo segera meluruskan kebiasaan-kebiasaan dosa sebagian
orang dalam keuskupannya. Ia menetapkan rencana-rencana yang bijak,
namun bukan itu saja yang ia lakukan. Guna memperoleh belas kasihan
Tuhan bagi umatnya, St. Hugo berdoa dengan segenap hati. Ia melakukan
mati raga yang keras. Dalam waktu singkat, banyak orang berbalik menjadi
saleh dan taat. Hanya sebagian orang dari kaum bangsawan saja yang
masih terus menentangnya.
Uskup
Hugo masih berangan-angan menjadi seorang rahib. Itulah yang sungguh ia
dambakan. Maka, ia mengundurkan diri sebagai Uskup Grenoble dan masuk
biara. Pada akhirnya, ia merasakan damai. Namun demikian, bukanlah
kehendak Tuhan bahwa St. Hugo menjadi seorang rahib. Setelah setahun
lewat, Paus memerintahkannya untuk kembali ke Grenoble. St. Hugo taat.
Ia tahu bahwa jauh lebih penting menyenangkan Tuhan daripada
menyenangkan diri sendiri.
Selama
empatpuluh tahun, bapa uskup hampir selalu sakit. Ia menderita sakit
kepala hebat dan juga gangguan pencernaan. Namun demikian, ia memaksakan
diri untuk tetap bekerja. Ia mencintai umatnya dan begitu banyak yang
harus dilakukan bagi mereka. St. Hugo mengalami pencobaan dan
godaan-godaan juga. Tetapi, ia berdoa dengan tekun sehingga tidak jatuh
dalam dosa.
St.
Hugo wafat pada tanggal 1 April 1132, dua bulan sebelum ulang tahunnya
yang kedelapan puluh. Ia menjadi seorang uskup yang murah hati serta
kudus selama lima puluh dua tahun.
Pada hari ini, marilah mohon kepada Tuhan untuk membantu kita mengetahui apa yang Ia kehendaki bagi kita.