St.
Vincentius Ferrer adalah seorang pahlawan Kristen yang amat
mengagumkan. Ia dilahirkan di Valencia, Spanyol pada tahun 1350. Ia
berdevosi secara khusus kepada Santa Perawan Maria. Apabila orang
berbicara tentang Bunda Maria, ia merasa sangat bahagia. Ketika berusia
tujuh belas tahun, Vincentius masuk Ordo Santo Dominikus. Ia seorang
yang sangat pandai dan berhasil baik dalam studinya. Vincentius juga
seorang yang tampan, tetapi ia tidak pernah sombong ataupun tinggi hati
atas semua kelebihan yang dimilikinya.
Pada
mulanya, Pastor Vincentius mengajar di berbagai perguruan tinggi.
Kemudian ia menjadi seorang pengkhotbah yang termashyur. Ordo Santo
Dominikus disebut juga Ordo Para Pengkhotbah. Selama dua puluh tahun,
Pastor Vincentius berkhotbah di seluruh Spanyol dan Perancis. Meskipun
pada masa itu belum ada mikrofon, suaranya yang lantang dapat terdengar
hingga jauh. Banyak orang bertobat hanya dengan mendengarkan khotbahnya.
Bahkan seorang rabi terkenal, Paulus dari Burgos, menjadi seorang
Katolik pula. Paulus kemudian menjadi seorang imam dan akhirnya Uskup
Cartagena, Spanyol. Banyak orang Katolik sangat terkesan dengan
khotbah-khotbah dan teladan kekudusan Vinsentius, sehingga mereka
menjadi lebih saleh. Umat Katolik yang dulunya tidak mengamalkan iman
mereka, sekarang berubah. Mereka menjadi taat dan saleh sepanjang hidup
mereka.
St.
Vincentius mengandalkan Tuhan. Ia juga minta bantuan doa dan matiraga
dari banyak orang demi keberhasilan khotbah-khotbahnya. Ia sadar bahwa
bukanlah kata-katanya ataupun bakat-bakatnya yang memenangkan hati
banyak orang. Oleh sebab itulah, ia selalu berdoa sebelum berkhotbah.
Namun demikian, dikisahkan bahwa suatu ketika, ia tahu bahwa seseorang
yang amat penting akan mendengarkan khotbahnya. Ia bekerja lebih keras
dari biasanya untuk mempersiapkan khotbahnya, sehingga ia tidak sempat
lagi berdoa. Khotbah tersebut, yang telah dipersiapkannya dengan amat
seksama, ternyata tidak terlalu mengesankan sang bangsawan. Tuhan
membiarkan hal itu terjadi untuk mengajarkan kepada Vincentius agar
tidak mengandalkan diri sendiri. Di kemudian hari, bangsawan yang sama
datang lagi untuk mendengarkan khotbah Pastor Vincentius. Tetapi, kali
ini Pastor Vincentius tidak mengetahuinya. Seperti biasa, ia berdoa
serta mengandalkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Sang bangsawan
mendengarkan khotbahnya dan sungguh sangat terkesan dengan apa yang
telah ia dengar. Ketika Vincentius diberitahu menganai hal tersebut, ia
berkata: “Dalam khotbah pertama, Vincentius-lah yang berbicara. Dalam
khotbah kedua, Yesus Kristus-lah yang berbicara.”
St. Vincentius wafat pada tahun 1419. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Nikolas V pada tahun 1455.
Kepada
siapakah secara istimewa aku berterima kasih serta mengucap syukur atas
segala keberhasilan dan kesuksesan yang terjadi dalam hidupku?