Antonius
dilahirkan di Italia utara pada abad kelimabelas. Ia menggabungkan diri
dalam Ordo Dominikan di Florence, Italia. Pemimpin biara pada masa itu
adalah seorang santo, yakni St Antoninus. Santo Antoninus membawa pengaruh besar pada B Antonius.
Broeder
Antonius tengah berlayar dari Naples ke Sicily ketika perompak
menaklukkan kapal. Antonius dibawa ke Tunis dan dijual sebagai budak. Ia
berhasil mendapatkan pembebasan, namun meninggalkan Gereja. Ia
menyangkal iman akan Yesus dan meninggalkan panggilan religius. Ia
menerima Al Quran sebagai Kitab Sucinya. Selama beberapa bulan ia hidup
sebagai seorang muslim. Ia juga menikah.
Sementara
itu, pemimpin biara Dominikan, St Antoninus, wafat. Peristiwa ini
mengguncang Antonius. Tampaknya suatu malam Antonius mendapatkan semacam
mimpi. St Antoninus menampakkan diri kepadanya. Percakapan di antara
kedua orang ini menghantar pada perubahan radikal dalam diri Antonius.
Ia sungguh menyesal telah menghianati Tuhan. Ia tahu bahwa dalam hati ia
tidak pernah meninggalkan imannya kepada Yesus. Ia tahu bahwa ia hanya
dapat menjadi seorang Katolik. Dan ia sadar bahwa ia masih sangat ingin
menjadi seorang broeder Dominikan. Antonius memulangkan isterinya
kembali ke rumah orangtuanya. Kemudian ia mengenakan jubah putih
Dominikan. Meski takut, ia pergi juga menghadap penguasa Tunis. Khalayak
ramai berkumpul dan sang penguasa keluar. Di hadapan publik, Broeder
Antonius mengakui bahwa ia telah melakukan suatu kesalahan besar. Ia
seorang Katolik. Ia percaya dan mengasihi Yesus. Ia seorang Dominikan
dan ingin tetap demikian sepanjang hidupnya. Sang penguasa amat murka.
Ia mengancam dan lalu menjanjikan ganjaran yang menggiurkan asalkan
Antonius menarik kembali apa yang telah ia ucapkan. Tetapi Antonius
menolak meski tahu bahwa ini berarti mati.
Antonius
berlutut dan mulai berdoa memohon keberanian untuk menyerahkan nyawa
demi Yesus. Sekonyong-konyong ia merasakan batu-batu besar menimpuknya.
Ia terus berdoa memohon kekuatan agar tetap setia kepada Tuhan. Lalu ia
jatuh tergeletak. Antonius wafat sebagai martir pada tahun 1460.
Beberapa pedagang dari Genoa, Italia membawa jenazahnya kembali ke
negeri asalnya.
Dapatkah aku lebih menjadikan Sakramen Rekonsiliasi sebagai bagian hidupku? Adakah pengaruhnya terhadap diriku?