St.
Isidorus dilahirkan pada tahun 556. Dua orang kakaknya, Leander dan
Fulgentius, adalah uskup dan santo juga. Saudari mereka, Florentina,
seorang biarawati dan santa juga. Keluarga Isidorus kemungkinan berasal
dari Romawi. Kelak Isidorus ditahbiskan sebagai uskup kota Seville,
Spanyol. Dari sanalah ia memberikan pengaruh besar terhadap Gereja pada
jamannya. Isidorus menjadi Uskup Seville selama tiga puluh tujuh tahun.
Selama masa itu, ia melanjutkan karya uskup sebelumnya, yaitu St.
Leander, kakaknya. Kedua kakak-beradik ini mempertobatkan penganut
bidaah Visigoth dan membawa mereka ke pangkuan Gereja Katolik.
Pada
masa kecilnya, Isidorus memperoleh pendidikan yang amat baik.
Kakak-kakaknya bertanggung jawab atas pendidikannya. Ia dibimbing oleh
Leander. Isidorus kecil menganggap Leander sebagai orang yang paling
kejam di seluruh dunia. Leander terus-menerus menyuruhnya belajar!
Tetapi, di kemudian hari Isidorus menyadari bahwa Leander sungguh
seorang sahabat yang mengagumkan. Ia mengajarkan kepada Isidorus bahwa
kita akan dapat melakukan begitu banyak hal bagi Gereja Yesus apabila
kita belajar dengan tekun.
Isidorus
hidup jauh sebelum Konsili Trente, di mana baru mulai dibuka
seminari-seminari untuk pendidikan imam. Tetapi, Isidorus yakin bahwa di
setiap keuskupan haruslah ada sebuah seminari dan sebuah sekolah
Katolik sebagai sarana pendidikan lanjutan. Kedua impiannya tersebut
kelak terwujud dengan dibukanya perguruan tinggi-perguruan tinggi
Katolik dan juga seminari-seminari.
St.
Isidorus adalah juga seorang organisator ulung. Ia diminta untuk
memimpin dua pertemuan Gereja yang penting yang disebut Sinode. Yang
pertama di Seville, Spanyol pada tahun 619 dan sesudahnya di Toledo,
Spanyol pada tahun 633. Sinode-sinode tersebut semakin mempererat
persekutuan Gereja. St. Isidorus menulis banyak buku. Ia menulis tentang
sejarah Goths. Ia menulis tentang pahlawan-pahlawan Kitab Suci. Ia
bahkan juga menyusun sebuah kamus.
Uskup
Isidorus selalu terbuka bagi umatnya. Kaum miskin di Seville tahu ke
mana mereka harus pergi mohon bantuan. Selalu ada antrian panjang
sepanjang hari, setiap hari, di tempat kediaman uskup. Isidorus berdoa
dan bermatiraga. Ia sungguh seorang yang kudus dan uskup yang amat
dicintai. Ia wafat pada tahun 636. St. Isidorus digelari Pujangga Gereja
oleh Paus Inosensius XIII pada tahun 1722.
Perubahan
apakah yang dapat aku lakukan bagi dunia sekarang ini? Bagaimanakah
angan-anganku untuk menjadikannya dunia yang lebih baik?