Kematian
saudara laki-lakinya meninggalkan kesan mendalam dalam diri Yoseph. Ia
bertanya pada Yesus dalam Ekaristi dan juga pada Bunda Maria mengapa itu
harus terjadi. Penderitaan haruslah membawa hikmah. Yoseph segera
menyadari akan pentingnya tenaga ahli dalam bidang kesehatan. Dan yang
terpenting, ia menyadari bahwa dalam kehidupan ini kita berziarah menuju
kehidupan kekal. Tergantung pada kita apakah kita mau menolong serta
melayani orang lain selama kita dalam perjalanan. Yoseph bertanya-tanya
dan berdoa apakah yang harus ia lakukan dalam hidupnya. Ia memutuskan
bahwa ia ingin menolong orang lain dengan membantu menyembuhkan penyakit
yang mereka derita. Yoseph ingin menjadi seorang dokter.
Ketika
usianya dua puluh tiga tahun, Dr. Moscati memulai pelayanannya di
sebuah rumah sakit bagi pasien yang tak dapat disembuhkan di Naples.
Kemudian ia buka praktek sendiri. Semua pasien selalu disambut, tanpa
peduli apakah mereka sanggup membayar atau tidak. Dr. Yoseph akan
menuliskan resep bagi para pasiennya yang miskin, lalu membayar biaya
obat-obatan dari kantong pribadinya. Setiap hari terasa berat dan
melelahkan, tetapi Dr. Moscati senantiasa lemah lembut dan penuh belas
kasihan. Ia berusaha mendengarkan para pasiennya dengan penuh perhatian.
Ia menghibur serta berdoa bagi mereka.
Dr.
Moscati bukan hanya seorang dokter ahli, tetapi ia seorang kudus juga.
Bagaimana mungkin? Setiap pagi ia pergi mengikuti Misa dan menyempatkan
diri untuk berdoa. Kemudian dokter akan mengunjungi para pasiennya yang
miskin di kampung-kampung kumuh Naples. Dari sana, ia akan pergi ke
rumah sakit dan memulai aktivitasnya. Selama dua puluh empat tahun,
Yoseph bekerja dan berdoa bagi para pasiennya. Ia mencurahkan segenap
tenaganya bagi panggilan hidupnya. Suatu siang pada tanggal 12 April
1927, Dr. Moscati merasa tidak enak badan, jadi ia pergi ke kantornya
dan beristirahat sejenak di kursinya. Di sanalah ia terserang stroke dan
meninggal dunia. Usianya empat puluh tujuh tahun.
Dr. Yoseph Moscati dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 25 Oktober 1987.
Hidup
St. Yoseph Moscati dipenuhi cinta kasih tanpa pamrih kepada sesama yang
tidak akan pernah dapat membalas kebaikannya. Apakah aku mengenal
orang-orang seperti mereka kepada siapa aku dapat memberikan sesuatu?