Porphyrius
dilahirkan pada abad kelima dalam keluarga bangsawan yang kaya. Ia
meninggalkan keluarganya ketika ia berusia duapuluh lima tahun.
Porphyrius pergi ke Mesir untuk menggabungkan diri dalam sebuah biara.
Setelah lima tahun, ia mengadakan perjalanan ke Yerusalem. Ia ingin
mengunjungi tempat-tempat di mana Yesus pernah berada semasa hidup-Nya
di dunia.
Porphyrius
amat terkesan dengan Tanah Suci. Kasihnya kepada Yesus membuatnya
semakin sadar akan penderitaan kaum miskin. Di rumahnya di Tesalonika,
ia tak pernah tahu bagaimana rasanya menjadi miskin. Ia masih memiliki
segala yang diwariskan orangtuanya kepadanya, tapi tidak untuk jangka
waktu yang lama. Ia meminta temannya - Markus - untuk pergi ke
Tesalonika dan menjual segala harta miliknya. Setelah tiga bulan, Markus
kembali dengan uang. Porphyrius lalu membagi-bagikannya kepada mereka
yang sungguh membutuhkannya.