St.
Julianus merawat pasien pria, sementara St. Basilissa merawat pasien
perempuan. Pasangan tersebut menemukan Yesus dalam diri orang-orang yang
mereka layani. Mereka melakukan apa yang mereka lakukan itu karena
cinta, bukan karena uang ataupun maksud-maksud tertentu.
Kita
tidak tahu banyak mengenai kehidupan pasangan tersebut. Namun demikian
kita tahu, bahwa St. Basilissa wafat setelah mengalami penganiayaan
dahsyat karena imannya. Julianus hidup lebih lama. Ia melanjutkan karya
pelayanan kasihnya terhadap mereka yang sakit setelah kematian
isterinya. Kelak, Julianus juga wafat sebagai martir.
Basilissa
dan Julianus melewatkan seluruh hidup mereka dengan menolong sesama dan
melayani Tuhan. Mereka menanam benih iman dengan hidup kudus. Mereka
menyirami iman itu dan membuatnya tumbuh subur dengan darah mereka yang
dicurahkan bagi Yesus yang tersalib.
Hubungan
kita dengan sesama dapat membantu kita melayani Tuhan dengan lebih
baik. Berhentilah sejenak dan berdoalah mohon penyertaan Tuhan dalam
membina suatu hubungan yang kamu anggap penting dalam hidupmu.