St.
Antonius dilahirkan pada tahun 251 di sebuah dusun kecil di Mesir.
Ketika usianya duapuluh tahun, kedua orangtuanya meninggal dunia. Mereka
mewariskan kepadanya harta warisan yang besar dan menghendaki agar ia
bertanggung jawab atas hidup adik perempuannya. Antonius merasakan belas
kasihan Tuhan yang berlimpah atasnya dan datang kepada Tuhan dalam doa.
Semakin lama semakin peka ia akan penyelenggaraan Tuhan dalam hidupnya.
Sekitar enam bulan kemudian, ia mendengar kutipan Sabda Yesus dari
Kitab Suci: “Pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan
berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta
di sorga.” (Mrk 10:21). Antonius menerima sabda tersebut
sebagai sapaan pribadi Tuhan dan jawab-Nya atas doanya mohon bimbingan
Tuhan. Ia menjual sebagian besar harta miliknya, menyisakan sedikit saja
cukup untuk menunjang hidup adiknya dan dirinya sendiri. Kemudian ia
membagi-bagikan uangnya kepada mereka yang membutuhkannya.
Saudari
Antonius bergabung dengan kelompok perempuan yang hidup dalam doa dan
kontemplasi. Antonius memutuskan untuk hidup sebagai seorang pertapa. Ia
mohon pada seorang pertapa senior untuk memberinya pelajaran hidup
rohani. Antonius juga mengunjungi para pertapa lainnya agar ia dapat
belajar kebajikan-kebajikan paling utama dalam diri setiap pertapa.
Kemudian ia mulai hidupnya sendiri dalam doa dan tobat sendirian hanya
dengan Tuhan saja.
Ketika
Antonius berusia limapuluh lima tahun, ia mendirikan sebuah biara guna
menolong sesama. Banyak orang mendengar tentangnya dan mohon saran serta
nasehatnya. Antonius akan memberi mereka nasehat-nasehat praktis,
seperti “Setan takut pada kita ketika kita berdoa dan bermatiraga. Setan
juga takut ketika kita rendah hati dan lemah lembut. Terutama, setan
takut pada kita ketika kita sangat mencintai Yesus. Setan lari
terbirit-birit ketika kita membuat Tanda Salib.”
St. Antonius mengunjungi St. Paulus Pertapa.
Ia merasa diperkaya dengan teladan hidup St. Paulus yang kudus.
Antonius wafat setelah melewatkan hidup yang panjang dalam doa. Usianya
mencapai seratus lima tahun. St. Atanasius menulis riwayat hidup St. Antonius dari Mesir yang sangat terkenal.
Hidup
St. Antonius merupakan hidup dengan pengabdian total kepada Tuhan.
Bersediakah aku mengabdikan hidupku kepada Tuhan hingga rela
mempersembahkan hidupku sepenuhnya seperti yang telah dilakukan Yesus?


