Vinsentius
dibesarkan di Saragossa, Spanyol. Ia menerima pendidikan dari Uskup St.
Valerius. Bapa Uskup melantik Vinsentius sebagai diakon. Meskipun
Vinsentius masih muda, St. Valerius mengenali bakat-bakatnya dan
kebaikan hatinya. Uskup Valerius memintanya untuk mewartakan dan
mengajarkan tentang Yesus dan Gereja.
Kaisar
Dacian menangkap baik Valerius maupun Vinsentius. Ia memenjarakan
mereka untuk jangka waktu yang lama. Tetapi, keduanya tidak membiarkan
diri berputus asa. Mereka berdua tetap setia kepada Yesus. Kemudian,
kaisar mengirim Uskup Valerius ke pembuangan, tetapi Diakon Vinsentius
diperintahkannya agar disiksa dengan kejam.
Vinsentius
mohon kekuatan dari Roh Kudus. Ia ingin tetap setia kepada Yesus tak
peduli betapa dahsyat derita yang akan menimpanya. Tuhan mengabulkan
permohonannya dengan memberikan kekuatan yang ia minta. Diakon
Vinsentius tetap merasakan kedamaian selama menjalani segala macam
siksaan yang dikenakan kepadanya. Ketika aniaya telah berakhir, ia
dikembalikan ke penjara di mana ia mempertobatkan penjaga penjara. Pada
akhirnya, kaisar menyerah dan mengijinkan orang mengunjungi Vinsentius.
Umat Kristiani datang dan merawat luka-lukanya. Mereka berusaha sebaik
mungkin agar Vinsentius merasa nyaman. Tak lama kemudian Vinsentius
wafat.
Marilah
pada hari ini kita berdoa menggunakan kata-kata St. Vinsentius: “Ya,
Tuhan, penuhilah kami dengan Roh-Mu dan kuatkanlah kami dalam kasih-Mu.”