Pater
Fransiskus de Sales hidup pada saat umat Kristiani dilanda perpecahan.
Ia menawarkan diri untuk pergi ke daerah yang berbahaya di Perancis
untuk membawa kembali orang-orang Katolik yang telah menjadi Protestan.
Ayahnya menentang dengan keras. Ayahnya mengatakan bahwa sudah merupakan
suatu hal yang buruk baginya mengijinkan Fransiskus menjadi seorang
imam. Ia tidak akan mengijinkan Fransiskus pergi dan wafat sebagai
martir pula. Tetapi, Fransiskus percaya bahwa Tuhan akan melindunginya.
Maka ia dan sepupunya, Pater Louis de Sales, dengan berjalan kaki
menempuh perjalanan ke daerah Chablais. Segera saja kedua imam tersebut
merasakan bagaimana menderitanya hidup penuh hinaan serta aniaya fisik.
Hidup mereka berdua senantiasa ada dalam bahaya. Namun demikian, sedikit
demi sedikit, umat kembali ke pelukan Gereja.
St. Fransiskus kemudian diangkat menjadi Uskup Geneva, Swiss. Bersama St. Yohana Fransiska de Chantal,
pada tahun 1610 ia membentuk suatu ordo religius bagi para biarawati
yang diberi nama Serikat Visitasi. Fransiskus menulis buku-buku yang
mengagumkan mengenai kehidupan rohani dan cara untuk menjadi kudus.
Buku-bukunya, Tulisan tentang Kasih Allah dan Pengantar kepada Kehidupan
Saleh, masih dicetak hingga sekarang. Buku-buku tersebut digolongkan
sebagai buku-buku rohani “klasik”.
Uskup
de Sales wafat pada tanggal 28 Desember 1622 dalam usia limapuluh enam
tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Inosensius X pada tahun 1665. Oleh
karena pengabdiannya yang gagah berani bagi Gereja, ia diberi gelar
istimewa “Pujangga Gereja”. St. Fransiskus dijadikan pelindung para
wartawan.
“Sama
seperti kasih ilahi mempercantik jiwa, hal itu disebut rahmat, yang
menjadikan kita menyenangkan bagi Allah yang Mahamulia. Demikanlah
rahmat tersebut memperkuat kita untuk melakukan kebajikan, hal itu
disebut belas kasih.” ~ St. Fransiskus dari Sales