
Gildas adalah seorang rohaniwan yang mengamalkan hidup seorang pertapa. Ia tidak memilih hidup doa yang hening sebab ia hendak melarikan diri dari dunia sekelilingnya. Ia memilih gaya hidupnya demi membantu diri bertumbuh semakin dekat pada Tuhan. Ia lebih sadar dari orang kebanyakan mengenai hal-hal yang sangat keliru dalam masyarakat. Sayangnya, banyak orang tidak cukup sadar akan Tuhan dan hukum-Nya. Mereka bahkan tidak menyadari kejahatan yang tengah membinakasan mereka. Itulah sebabnya mengapa sebagian orang dalam Gereja - para imam, uskup, dan kaum awam baik laki-laki maupun perempuan - pergi kepada Gildas mohon nasehat mengenai hal-hal rohani yang mendalam.
Menjelang
akhir hidupnya, Gildas mengamalkan hidup bertapa di sebuah pulau kecil
di Brittany. Meski ia menginginkan kesendirian guna mempersiapkan
jiwanya menyongsong maut, para murid mengikutinya juga ke sana. St
Gildas menyambut mereka sebagai suatu pertanda bahwa Tuhan
menghendakinya untuk membagikan karunia-karunia rohaninya kepada yang
lain. Gildas adalah bagaikan “nurani” masyarakat. Terkadang, kita tak
suka mendengar mengenai dosa, tetapi dosa itu nyata. Terhkadang kita
juga dicobai untuk melakukan yang salah atau menjadi lalai. Pada saat
itulah kita dapat memanjatkan sebuah doa singkat kepada St Gildas. Kita
memohon bantuannya untuk memperolehkan bagi kita kekuatan niat untuk
melakukan hal yang benar.
Bagaimanakah
aku menanggapi kritik dalam hidupku sendiri? Aku berdoa memohon rahmat
hati yang suka mengampuni, sehingga aku dapat menanggapi kritik dengan
mata Yesus.