Sebastianus
dikenal luas sejak dari masa Gereja Perdana. Sebagai seorang perwira
Romawi, ia dikenal oleh karena kebaikan hatinya dan kegagahannya. Dalam
masa penganiayaan oleh Kaisar Diocletian, Sebastianus tidak mau
mengingkari iman Kristianinya. Para pemanah membidikkan anak-anak panah
ke tubuhnya dan meninggalkannya dalam keadaan hampir mati. Ketika
seorang janda yang kudus hendak menguburkan jenasahnya, ia sangat
terkejut mendapati bahwa Sebastianus masih hidup. Janda itu membawanya
pulang ke rumahnya serta merawat luka-lukanya. Ketika Sebastianus telah
sembuh kembali, janda itu berusaha membujuknya untuk meloloskan diri
dari penganiayaan oleh bangsa Romawi. Tetapi, Sebastianus adalah seorang
ksatria yang gagah berani. Ia tidak hendak melarikan diri. Ia bahkan
mendatangi Kaisar Diocletian dan mendesaknya untuk segera menghentikan
penganiayaan terhadap umat Kristiani.
Kaisar
sangat terperanjat melihat bahwa Sebastianus masih hidup. Ia menolak
mendengarkan apa yang hendak dikatakan oleh perwiranya itu. Diocletian
memerintahkan agar Sebastianus segera didera hingga tewas. Sebastianus
wafat sebagai martir pada tahun 288.
Berapa
sering kita bertindak dalam ketakutan dan bukannya mengandalkan Yesus?
Berulang-ulang Yesus mengundang kita untuk datang kepada-Nya. Kasih-Nya
melenyapkan segala kekhawatiran kita. Yang Ia kehendaki hanyalah kita
percaya kepada-Nya.